
Sungguh sangat tragis, betapa miskin dan rendah sekali pemahamanku mungkin. Tapi itu semua teralir dari alur-alur benturan yang terjadi dimasa lalu, yang menempaku menjadi sesosok yang terkadang liar, tidak terarah, dan cenderung miskin akan lelah.
Hari ini aku menemukan banyak sekali sosok pribadi dengan pancaran mata tajam, penuh pengharapan dan tanpa rasa lelah. Dinginnya kabut pun tak mampu menggoyahkan prinsipnya akan satu hal bahwa tidak ada apapun yang mampu menghentikanku selain diri-Nya. Prinsip ini terus memacu adrenalin mereka untuk menyiapkan lahan-lahan pertanian didalam suhu nyaris 10 derajat celcius, menghiraukan hujan, dan terus tersenyum. Ada sebuah pengharapan, bahwa Tuhan sangat ingin mensejahterakan dirinya.
Dieng, 26 Desember 2009, 18.07 Wib
nb: sebuah tulisan lama yang kesimpen di note hape.inget banget nulis ini sambil menggigil gara2 baju hangatnya ketinggalan. akhirnya gw pos kan juga dah.. :)
nb: sebuah tulisan lama yang kesimpen di note hape.inget banget nulis ini sambil menggigil gara2 baju hangatnya ketinggalan. akhirnya gw pos kan juga dah.. :)