Hati itu kaya makna

Nggak semua yang dirasakan itu bisa dan layak untuk diutarakan.

Hati itu kaya rasa

Sebaliknya, tidak semua yang diutarakan itu juga bisa tersampaikan dan diterjemahkan dalam hati, kecuali rasa.

Hati itu jujur

Tak Ada tawa dan duka dalam kepalsuan. Biar hati yang menentukan

Hati itu peka

Seringkali semua yang terlihat menjebak manusia dalam persepsi, terkadang dangkal.

Hati itu Dunia

Semua misteri di dunia ini mampu kita pecahkan, kecuali dalamnya hati seseorang. Manusia tercipta bukan untuk menyakiti dunia. Karena dunia ada dalam hati manusia.

Tampilkan postingan dengan label Dieng. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Dieng. Tampilkan semua postingan

Rabu, 29 Juli 2015

Jazz Atas Awan, Harmoni Lintas Dimensi

 Jazz Atas Awan (2013-2015), Harmoni Lintas Dimensi

 

Ada banyak cara manusia untuk mengungkapkan kekaguman mereka atas karunia-Nya. Salah satunya adalah lewat berkesenian. Hal ini yang dilakukan sahabat-sahabat Dieng Culture Festival, melalui pagelaran Jazz di Atas Awan (@jazzatasawan). Acara ini pertama kali digelar pada perhelatan Dieng Culture Festival tahun 2013, dan akhirnya menjadi agenda rutin dari rangkaian acara Dieng Culture Festival.

AbsurdNation at Jazz Atas Awan 2013, Dieng Culture Fest

Bagi saya, ini bukan sekedar pagelaran berbasis jazz. Bukan sekedar ikut-ikutan festival yang populer, atau cara-cara instant untuk mendatangkan massa. Jazz di Atas Awan adalah cara-cara kami, cara-cara kita untuk mempersembahkan apa yang kami miliki, kepada Nenek Moyang. Mendendangkan harmoni sebagai bentuk kekaguman atas karya sang Khalik. Pagelaran ini merupakan Momen spiritual, refleksi dari bagaimana generasi terdahulu berserah pada keagungan Sang Pencipta. Meramu ego dan rasa menjadi panjatan doa. Menggali ruang yang telah lama hilang.
 
Pertanyaan selanjutnya adalah, kenapa jazz? Kenapa bukan pop, rock, atau blues?

Jazz merupakan genre yang luas, yang pada awalnya berasal dari manusia-manusia yang protes pada keadaan. Mereka berkumpul, dan pada sebuah momen "Jam Session" kaum ini menyuarakan isi hati. Memasrahkan  logika berfikir kepada dimana ujung-ujung energi itu berlabuh. Mereka hanyalah kaum proletar yang secara tidak sadar berusaha untuk menghancurkan tembok pembatas kreativitas dan mercu suarnya adalah "rasa". Harapan saya, ekplorasi terhadap "rasa" ini yang terus menjadi pondasi dari Jazz atas Awan.
 
AbsurdNation at Jazz Atas Awan 2015
Semoga pagelaran ini tetap menjadi momen sakral, momen spiritual yang berbalut keceriaan diantara dua dimensi yang berbeda. Refleksi dari aktivitas Nenek moyang beribu tahun yang lalu, dimana mereka mempersembahkan hasil alam lewat ritual sedekah bumi disekitaran Candi. Wujud rasa syukur atas karunia dan restu-Nya. Kami, kita hadir untuk meneruskan tradisi ini dalam konsep yang berbeda. Siapapun berkesempatan untuk berapresiasi dan berkesenian di sana. Yang terpenting adalah, terus mengajak manusia untuk sadar, bahwa lingkungan juga merupakan bagian dari kehidupan. Mengingatkan kembali bahwa kita hanyalah seonggok daging tanpa restu dan karunia Ilahi.

Nanda Goeltom, 31 Tahun. Kurator Rasa.







Sabtu, 19 November 2011

Walk in




Ketika tiba suatu saat dimana aku berkesempatan untuk bercengkrama dengan daerah ini untuk kesekian kali.., ada beberapa hal yang membuatku kembali berfikir bahwa Tuhan memiliki andil penuh terhadap apa yang terjadi dalam semua kehidupan yang kualami. Dimana semua scene-  scene yang nyaris membahayakan hidupku, seolah tangan-tangan tak terlihat itu selalu mengingatkanku akan apa yang menjadi batas-batas kemampuan manusia.Hal-hal yang sudah kita persiapkan kadang-kadang tidak sesuai dengan tujuan awal yang sudah ditetapkan. Tuhan pun sangat mengerti akan hal itu. Hanya Dia yang mampu dan visioner dalam menentukan kebijakan yang diambil-Nya.Seringkali pada saat-saat tertentu kecemburuanku terhadapNya menggelembung. Mengingat atas kekuasaan absolute yang dimiliki-Nya atas dunia ini. Entah mengapa, aku hanya berfikir, aku tak pernah merelakan air mata dan keringatku disia-siakan oleh kejamnya dunia. Tidak pernah sedikitpun aku berfikir untuk menyerahkan kehidupan dan masa depanku ditangan-tangan robot akademik yang mereka sendiri juga tidak pernah tahu juntrungan dari akhir kehidupannya.


Sungguh sangat tragis, betapa miskin dan rendah sekali pemahamanku mungkin. Tapi itu semua teralir dari alur-alur benturan yang terjadi dimasa lalu, yang menempaku menjadi sesosok yang terkadang liar, tidak terarah, dan cenderung miskin akan lelah.

Hari ini aku menemukan banyak sekali sosok pribadi dengan pancaran mata tajam, penuh pengharapan dan tanpa rasa lelah. Dinginnya kabut pun tak mampu menggoyahkan prinsipnya akan satu hal bahwa tidak ada apapun yang mampu menghentikanku selain diri-Nya. Prinsip ini terus memacu adrenalin mereka untuk menyiapkan lahan-lahan pertanian didalam suhu nyaris 10 derajat celcius, menghiraukan hujan, dan terus tersenyum. Ada sebuah pengharapan, bahwa Tuhan sangat ingin mensejahterakan dirinya. 

Dieng, 26 Desember 2009, 18.07 Wib

nb: sebuah tulisan lama yang kesimpen di note hape.inget banget nulis ini sambil menggigil gara2 baju hangatnya ketinggalan. akhirnya gw pos kan juga dah..  :)

 
bloggerlift elevator terbaik Kontraktor Pameranartsitektur