Hati itu kaya makna

Nggak semua yang dirasakan itu bisa dan layak untuk diutarakan.

Hati itu kaya rasa

Sebaliknya, tidak semua yang diutarakan itu juga bisa tersampaikan dan diterjemahkan dalam hati, kecuali rasa.

Hati itu jujur

Tak Ada tawa dan duka dalam kepalsuan. Biar hati yang menentukan

Hati itu peka

Seringkali semua yang terlihat menjebak manusia dalam persepsi, terkadang dangkal.

Hati itu Dunia

Semua misteri di dunia ini mampu kita pecahkan, kecuali dalamnya hati seseorang. Manusia tercipta bukan untuk menyakiti dunia. Karena dunia ada dalam hati manusia.

Sabtu, 03 Februari 2018


Aku Bukan Pilihan. Aku Memilih.


Ketika bertemu mahasiswa, banyak yang bertanya mengenai pilihan konsentrasiku ketika kuliah dulu. Mereka merasa bahwa aku salah penjurusan. Seharusnya aku lebih pantas jadi dosen seni musik, dibandingkan menjadi pengajar marketing dan microeconomics. Sekilas, apa yang mereka sampaikan itu tentu tidak salah, mengingat aktivitasku yang cukup intens dengan dunia tarik suara dan trumpet.

Namun, aku bukan penganut itu, Mono choice. Bagiku, manusia berhak untuk mencari tahu dan menemukan apa yang menjadi passionnya. Apa yang membahagiakan hidupnya. Dunia Manajerial, brand dan Jazz merupakan kolaborasi yang unik dalam hidupku. Ranah tradisi dan kebermanfaatan bagi masyarakat juga menambah warna dalam perjalanannya.

Pesanku buat kalian yang sedang kuliah, ini saat yang tepat untukmu menggali potensi diri. Temukan apa yang menjadikan hari-harimu lebih bahagia. Kembangkanlah apa yang menjadi kerangka penyangga binar-binar yang menghiasi benakmu. Dan, kombinasikanlah dengan keilmuan yang sedang kamu pelajari sekarang. Niscaya, akan ditemukan sebuah kombinasi yang unik, yang pada akhirnya membuatmu menjadi pribadi yang unggul dan berjati diri.

#dosen #dosenupgris #upgris #manajemenupgris #universitaspgrisemarang #semarang #indonesia #trumpet #vocal #bachbrass #bachstradivarius #shure #shuresh55 #monettemouthpiece #absurdnation #passion #jazz #NDGLTM

Jumat, 02 Februari 2018

Sudjiwo Tedjo x Nanda Goeltom




Sujiwotejo x Nanda Goeltom


Seumur-umur kenal, aku ndakpernah punya foto yang mainstream berdua bareng doi. Yang ada hanyalah foto aksi panggung, foto rame-rame, dan foto-foto rembugan komposisi seperti saat ini terjadi. Berkali-kali main bareng, hampir semua komposisi baru diobrolin 10 menit sebelum perform. Kadang diatas panggung malah. Untung maqom edan ku weis meningkat, aku jadi sudah bisa menyesuaikan. Walaupun tak jarang, aku jadi biang kerusuhannya. Maklumlah, aku masih pemain trumpet kelas RT RW.



Semalam hadir di Tingkir, untuk berkolaborasi dalam pagelaran wayang di Ulang tahun Kidung Syafaat, Salatiga. Saya didawuh untuk mengilustrasikan bima yang sedang menunggu wangsit dalam pertapaaannya. Sangkaka langit menyeruak mewarnai keheningan itu. Namun, sebelum mulai, Ada pertanyaan sederhana kang Tejo yang lumayan menohok. "Nda, kowe ngerti wayang bimo kui sing ngendi toh?"


Aku paham, mungkin karena beliau tau aku memang bukan orang jawa. Namun, aku nyaris tak siap dengan pertanyaan atau mungkin sindiran itu. Dan meluncurlah spesies-spesies hewan yang akrab di telingaku. Beliau tekekeh-kekeh mendengarnya. Kowe pancen nganu ya mbah. Jos pokokmen.

#trumpet #jazz #ilustrasi #wayang #sujiwotejo #kidungsyafaat #salatiga #semarang #indonesia #kolaborasi #dosenupgris #NDGLTM


 
Aku disini, Bicaralah.

Aku disini. Bicaralah. Ketika itu membuatmu tenang. Ketika itu membuatmu bahagia. Ketika itu melepaskan semua jerat yang membelenggu rasa.

Aku bahkan tak mampu memilih. Luka-luka itu terlalu membahagiakan untuk ditangisi. Deras sungai bahkan tak mampu menghanyutkan air mata. Hembusan angin tak lagi mampu menggerakkan raga. Aku disini. Bicaralah.

Ruang ini terkadang menjadikan kita saling terka. Ruang ini seharusnya mendamaikan kita dalam setiap waktu yang terpasung oleh kasta. Mari menyapa dalam mimpi, mari berkabar lewat hati. Aku disini. Bicaralah.

Aku disini, Bicaralah.

14 Januari 2018.
Nanda Goeltom.

  

Kamis, 01 Februari 2018

Surat Untuk Mama




Palembang, 21 Januari 2018

Assalamualaikum, Ma.

Hari ini, adalah malam ke-7 dalam hidupku tanpa seorang ibu. Alhamdulillah, sejauh ini aku mampu melewatinya, walau tak jarang, senyum yang tampak, hanyalah pemanis untuk menutupi genangan yang nyaris tumpah berserakan. Sebagai seorang pria dan anak sulung, sudah sewajarnya aku harus tetap tegar ditengah badai yang terus melanda perasaan.

Ibu saya sehat. Sangat sehat malahan. Beliau meninggalkan kami Senin sore kemarin pada usia 63 tahun dalam sebuah kecelakaan lalu lintas. Semuanya begitu cepat. Terlalu cepat bahkan menurutku. Dengan senyum beliau yang masih tersungging di bibirnya, aku yakin dan percaya bahwa inilah cara terbaik beliau untuk mengucapkan selamat tinggal pada orang-orang dicintainya. Kami tak melihatnya dalam keadaan sakit. Pada Senin pagi bahkan mama masih sempat berkunjung ke tempat kerjanya, bersenda gurau dengan rekan-rekan semasa kerjanya. Pada siang harinya beliau juga masih sempet ngobrol-ngobrol dengan rekan pengajiannya.

Ibu saya ini merupakan sosok yang tangguh, pekerja keras, sederhana, dan teladan bagi saya, keluarga, anak-anak angkat beliau, dan seluruh orang yang pernah kenal dengannya. Ibuku tak pernah mengeluh, walau kadang hatinya ada diujung peluh. Ibu tak pernah marah, ketika kami lupa menanyakan kabar padanya. Ibu tak pernah meminta, walau tak jarang kami memaksa. Ibu selalu bilang, " mama masih ada kog, tenang aja nak". Pagi ini saya membuka kulkas dan mendapati tumpukan masakan beku yang sudah disiapkan beliau. Ya, beliau hari Minggu ini sebenarnya berencana mengirim makanan ke Semarang. Ibu paham betul bagaimana membahagiakan anak dan cucunya.

Ibuku sekarang sudah pulang. Ibuku sekarang sudah tenang. Aku hanya mampu berharap senyum terakhir yang kulihat diwajahnya merupakan perlambangan dari kebahagiaannya dalam menempuh dunia yang baru. Maafkan Nanda, Ma. Maafkan saya yang sampai hari ini bahkan belum mampu sedikitpun membuatmu bahagia. Maafkan saya atas semua janji yang belum tertepati pada mama. Maafkan saya yang tak bisa mendampingimu ketika saat berpulang itu tiba.

Maafkan saya yah, Ma Rosliana Pohan . Mama wanita terbaik yang mengajarkanku tentang hidup. Bahagia disana ya, Ma. Saya rindu.
#suratuntukmama

 
bloggerlift elevator terbaik Kontraktor Pameranartsitektur